Selasa, 06 Agustus 2019

Published Agustus 06, 2019 by with 0 comment

Mengenal 3 Teori Permasalahan Sosial


sosiologi_12.jpg
Squad, siapa yang sering melihat atau mengalami permasalahan sosial? Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, tentu setiap orang pernah mengalami masalah, baik dalam lingkup antar individu maupun antar kelompok. Nah Squad, jangan sangka permasalahan sosial yang terlihat abstrak dan kompleks di masyarakat saat ini tidak ada dasar ilmiahnya. Meskipun permasalahan sosial antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berbeda-beda dan dipengaruhi oleh nilai, keyakinan pengalaman hidup dan periode sejarah, ternyata ada tiga teori yang menjelaskan permasalahan sosial di masyarakat. Yuk, kita simak tiga teori permasalahan sosial! Keep scrolling!
Teori Fungsionalis
Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.
Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial. Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosialdan disorganisasi sosial. Dalam patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
teori permasalahan sosial
Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil.
(sumber: hariansib.co)
Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena peran-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial. 
Teori Konflik
Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif dalam teori konflik, yaitu teori Marxis dan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain. 
Teori Interaksi Simbolis
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah dianggap sebagai suatu masalah.
Teori kedua adalah teori konstruksionisme sosial. Berdasarkan teori konstruksionisme sosial, masalah sosial merupakan hasil konstruksi manusia, yang disebabkan oleh interaksi intens individu dengan orang-orang yang mendefinisikan hal-hal menyimpang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan positif.
teori permasalahan sosial

      edit

0 komentar:

Posting Komentar